Kamis, 28 Oktober 2010

PERANGKAT TERMINAL TELEPPON


PERANGKAT TERMINAL TELEPON
Catatan seorang fahri_mfwm21 (S1 TEK TELEKOMUNIKASI STT TELKOM’10)
Ditulis dengan sumber :
 komunikasi data (STT TELKOM), PIT DASTEL(STT TELKOM, Gideon jonatan)
Kita telah belajar tentang system penomoran roaming dan hirarki, lantas bagaimana dengan cara kerja telepon kok bisa tersambung ? ada apa dengan alat tersebut? Mari kita bahas.
Perangkat telepon memiliki perangkat dasar yakni : sumber suara, penerima suara, system pengebelan, dan dial (pengirim pengebelan). Masing – masing alat ini dihubungkan dengan tegangan dari sentral telepon sebesar  -48 volt. Untuk telepon modern mungkin sudah banyak fitur – fitur yang ditambahkan, tapi pada dasarnya cara kerja telepon terletak pada 4 komponen tadi.
SUMBER SUARA
umber suara yang digunakan dalam perangkat telepon adalah microphone, alat ini mengubah gelomang longitudinal suara menjadi gelombang listrik yang akan di salurkan ke sentral telepon, caranya dengan membran getar dengan  elektroda tetap dihubungkan dengan serbuk arang atau kondensator. Jarak antara kedua bagian ini akan menentukan rahanan atau kapasitansi sehingga arus listrik dari sentral yang dicatu oleh batere akan berubah ubah. jika tidak ada pergerakan membran maka arus akan tetap dan tak ada sinyal yang akan ditangkap ke penerima, maka dengan adanya membrane yang berubah – ubah maka mengakibatkan arus listrik yang berubah – ubah dan menimbulkan arus AC dan DC, hal ini yang akan di tangkap oleh si penerima telepon.
PENERIMA SUARA
Seorang penerima menerima yang dikirimkan dalam bentuk arus listrik tadi (AC , DC), tapi karena arus melewati transformer maka yang akan lolos hanya arus AC yang mengakibatkan membrane speaker bergetar, hal ini memnyebabkan gelombang listrik berubah menjadi suara yang dapat kita dengar.
SISTEM PENGEBELAN
Kenapa pada saat kita mengangkat telepon ringtone bisa mati? Mari kita lihat.
System pengebelan ditujukan untuk memberitahukan bahwa ada telepon masuk. Pengebelan ini dilakukan oleh sentral terhadap penerima ketika telepon belum di angkat. Ketika di angkat maka sentral memutuskan pengebelan ini. Cara mendeteksi agar mengetahui kondisi telepon adalah dengan melihat besar kecilnya tahanan jaringan. Saat telepon memiliki tahanan yang besar maka kondisi telepon belum diangkat (on hook), sedang jika kondisi tahanan lebih rendah maka inilah tanda si penerima sudah mengangkat telepon (kondisi off hook).  Untuk dapat memberikan sinyal bel maka frekuensi yang diberikan adalah 25Hz
DIALING
System dialing ada 2, dahulu orang menggunakan putaran untuk menunjukan nomor yang dituju. Cara kerjanya adalah setiap kita menarik ke nomor yang kita pilih maka pesawat akan memberikan sinyal putus sambung pulsa sebanyak nomor yang kita pilih. Missal kita ingin memanggil nomor 35, maka saat kita meanarik ke angka 3 rotari akan kembali keposisi stanby selama selama 400 ms.  Kemudian pesawat megirimkan sinyal putus sambung sebanyak 3 kali. Begitu pula saat kita memutar ke nomor 5.
Pada sistem dialing modern model dialing beralih ke push button. Jika kita menekan angka 4, maka pesawat akan mengirimkan 4 deretan pulsa yang diselingi pulsa selebar 400 ms secara elektronik ( Pulse mode ). Bahkan system sekarang berdasarkan tone mode, yakni menggabungkan 2 frekuensi untuk mengenali suatu digit.
SIRKIT BICARA
Pada saat kita melangsungkan suatu pembicaraan maka terbentuklah suatu sirkit pada kedua partay yang berhubungan seperti pada gambar.
Kabel yang terpasang antara dua partay sebetulnya Cuma se pasang, tapi dapat menyalurkan 2 arah. Pada saat bicara maka arus bicara tersebut akan ditransfer ke jaringan  dan disalurkan kepada penerima dipihak seberang. Pada sirkit  dapat kita lihat arus tersebut juga diterima oleh penerima sendiri hingga kita selalu dapat mendengar suara sendiri pada saat berbicara ( side tone ). Sirkit ini disebut dua kawat.
Dan untuk menekan agar suara side tone ga terlalu keras, maka dibentuklah jembatan wheatstone.

2 komentar: